MAQASHID

TRADISI MEMBUANG AYAM SAAT IRING-IRINGAN PENGANTIN PERSPEKTIF MADZHAB SYAFI’I

Bahrul Ulum, Khozinul Asror — Thu, 09 May 2024 00:00:00 +0800

The purpose of this research is to understand the extent of the practice of throwing chickens during the wedding procession to the bride's house. This is intriguing because, in an era of modernity, there are still communities that maintain this old tradition, including the residents of Ganjaran Village, Gondanglegi, Malang. This research uses a field study method with a phenomenological approach, collecting data through interviews. The findings of this research show that: 1) Many people do not understand the reason for throwing chickens into the river during the wedding procession. Some members of the community who practice it do not understand the reason for throwing chickens into the river during the wedding procession. They merely preserve or follow the commands of their ancestors. In practice, some community members throw chickens into the river during the wedding procession by tying a thread to the chicken's leg. Once released into the river, they pull the chicken back. However, this practice is not taught by their ancestors. 2) The law regarding throwing chickens into the river during the wedding procession is not explicitly detailed in the fiqh books. However, in the principles of fiqh, it is mentioned: العادة محكمة. Such a tradition is considered 'urf shahih, a customary practice that does not contradict Islamic texts. However, this tradition can become impermissible if it is intended for offerings or other similar purposes, even becoming haram.

PERAN MAQASHID SYARIAH DALAM MEWUJUDKAN KEADILAN NAFKAH SUAMI

Ahmad Fauzi — Sun, 12 May 2024 00:00:00 +0800

In principle, households cannot be separated from the rights and obligations of their owners. The husband is obliged to support the family, while the wife has the obligation to manage the household as well as possible. This research uses a qualitative research methodology with a focus on field research studies, producing data through interviews that can be analyzed descriptively where the interviewees describe their own experiences as the main interview subjects, complemented by a collection of primary and secondary data. Next is a data collection technique that uses observation, questionnaires, and documentation with four subjects who are intrinsically motivated to research primary data. The findings of this research show that, according to Maqashid Al-Syari's perspective, human resources are a means of preventing poverty, promoting family harmony. , and protecting basic rights such as religion, family, family life, and the human heart is very important. As the main breadwinner, it is included in the maslahah daruriyah category. In terms of Islamic law, there is no prohibition on wives working to earn a living as long as it does not conflict with Islamic Sharia.

ANALISIS DAMPAK (I‘TIBĀR AL-MA’ĀL)

Muhammad Adib — Sat, 18 May 2024 00:00:00 +0800

This research examines the impact analysis (i‘tibār al-ma’āl) as a marginalized theory in the discourse of Islamic jurisprudence in Indonesia. The starting point is the gap between the dynamics of Islamic jurisprudence discourse in the Middle East and Indonesia regarding this theory. Through a qualitative approach that relies on library research and content analysis methods for syllabis, SAPs and textbooks used in Islamic universities, Islamic schools, and Islamic boarding schools, this research shows that the impact analysis (i‘tibār al-ma’āl) theory is not part of the curriculum content and learning topics in the Islamic education institutios in Indonesia. This of course has an impact on the very minimal academic interest in Islamic jurisprudence discourse in Indonesia regarding this theory. This research also recommends that this theory has to be added to the curriculum content and learning topics, in order to enrich perspectives on Islamic jurisprudence discourse in Indonesia.

KONSEP DAN IMPLEMENTASI WADI’AH DALAMSISTEM PERBANKAN SYARIAH

Vivi Rahmadhani, SINDI APRILIA, Siti Rohimi — Sat, 18 May 2024 00:00:00 +0800

Sistem perbankan syariah telah menjadi fokus utama dalam perekonomian global sebagai alternatif yang sesuai dengan prinsip- prinsip syariah. Salah satu instrumen utama dalam sistem ini adalah konsep Wadiah, yang memberikan landasan bagi pengelolaan dana nasabah. Konsep Wadiah menjadi bagian integral dari sistem ini, menawarkan jaminan keamanan bagi dana nasabah. Namun, masih terdapat aspek- aspek yang memerlukan pemahaman mendalam, terutama dalam implementasi praktisnya. Pengalihan dana Muhammadiyah dari Bank Syariah Indonesia (BSI) menggambarkan pentingnya konsep wadiah dalam sistem perbankan syariah, yang menekankan keamanan dan kepercayaan dalam pengelolaan dana nasabah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis konsep dan implementasi wadiah dalam sistem perbankan syariah serta implikasinya pada pengalihan dana Muhammadiyah dari BSI. Metode penelitian yang digunakan adalah kepustakaan (library riset), dengan meneliti jurnal, buku- buku, skripsi dan tesis untuk memperoleh data- data yang valid. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengalihan dana Muhammadiyah dari BSI didasarkan pada pertimbangan strategis dan prinsipil, dengan konsep wadiah memainkan peran kunci dalam keputusan ini, menekankan keamanan dan kepercayaan dalam pengelolaan dana. Penelitian ini memberikan pemahaman yang lebih baik tentang konsep wadiah dalam sistem perbankan syariah dan implikasinya terhadap keputusan institusi keuangan syariah. Implikasi praktisnya adalah pentingnya mempertimbangkan prinsip-prinsip syariah dan keamanan dalam pengelolaan dana nasabah. Konsep Wadiah menjadi bagian integral dari sistem ini, menawarkan jaminan keamanan bagi dana nasabah. Namun, masih terdapat aspek- aspek yang memerlukan pemahaman mendalam, terutama dalam implementasi praktisnya.

Keywords:Wadi’ah, Implementasi, Bank Syari’ah, Muhammadiyah, BSI.

PENGARUH MEDIA SOSIAL TERHADAP KEHARMONISAN PASANGAN SUAMI ISTRI

Muhammad Hasbulloh Huda, Danang Rahmat Arwata — Sat, 25 May 2024 00:00:00 +0800

The growing sophistication of social media has brought both positive and negative impacts on social interactions, including within family relationships. This study adopted a descriptive qualitative method, incorporating observations and in-depth interviews with several married couples. The findings indicate that unwise use of social media can result in conflicts such as jealousy, infidelity, and marital breakdown. On the other hand, social media also plays a constructive role by facilitating long-distance communication and enabling families to share significant moments. This research highlights the importance of responsible social media usage to maintain family harmony, especially in the face of modernization and technological advancements.

URGENSI PERJANJIAN PRA NIKAH DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

Thu, 23 May 2024 00:00:00 +0800

Perjanjian pranikah adalah akad yang ditandatangani oleh kedua mempelai sebelum menikah agar sah sebagai suami istri. Sebagai akad, perjanjian ini mengikat kedua pihak dan dapat mencakup ketentuan mengenai pembagian harta atau pengelolaan harta pribadi, sehingga masing-masing dapat terpisah jika terjadi perpisahan di masa depan. Meskipun kesepakatan ini bisa terlihat seperti tanda perpisahan, tidak ada jaminan bahwa pernikahan yang didasarkan pada cinta akan bebas dari konflik di kemudian hari. Dengan adanya perjanjian pranikah, harta pribadi suami dan istri akan terlindungi, seolah-olah pernikahan yang terjalin tetap berlanjut dan keduanya membangun sebuah keluarga. Di Indonesia, perjanjian pranikah dalam perkawinan diakui oleh undang-undang. Pasal 29 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974, tentang Perkawinan menyatakan bahwa kedua belah pihak harus menyusun perjanjian tertulis, dengan persetujuan bersama, pada saat atau sebelum perkawinan. Isi perjanjian ini juga mengikat pihak ketiga yang terlibat. Pada dasarnya, penelitian normatif adalah penelitian yang menyelidiki dan menganalisis norma-norma yang ditetapkan oleh lembaga yang diakui. Artikel ini menggunakan metode penelitian normatif, dengan memanfaatkan literatur dan buku untuk menganalisis doktrin dari perspektif normatif. Pendekatan ini memungkinkan peneliti untuk memperoleh pemahaman dan gambaran yang lebih mendalam mengenai topik yang diteliti. Akad nikah tidak hanya menitikberatkan pada aspek keuangan, tetapi juga mencakup berbagai elemen penting yang mendukung kelancaran pernikahan dan pembentukan keluarga yang bahagia. "Keluarga Sakina" melukiskan pernikahan sebagai penyatuan dua hati yang saling melengkapi, berdasarkan cinta (mawadda) dan kasih sayang (rahma). Dalam konteks hukum Islam, perjanjian merupakan ikatan atau kontrak yang mencerminkan niat seseorang untuk melakukan atau tidak melakukan tindakan tertentu, tanpa bergantung pada keinginan pihak lain. Ini sejalan dengan penjelasan dalam Pasal 76 Q.S. Ali Imran, yang menyatakan bahwa hanya pihak yang membuat perjanjian yang terikat pada janji tersebut. Fungsi perjanjian pra nikah adalah untuk memperoleh hak yang sah atas harta warisan dari pasangan, yaitu harta milik calon suami dan istri. Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974, harta dalam pernikahan dibagi menjadi dua kategori: harta bersama dan harta warisan.