PEMBELAJARAN KITAB KUNING DI PESANTREN

Penulis

  • R. Ahmad Nur Kholis Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Nahdlatul Ulama Malang
  • Mujiharto MTs Negeri 3 Trenggalek
  • Luqman Ahsanul Karom Pondok Pesantren PPAI An-Nahdliyyah Karangploso Malang

DOI:

https://doi.org/10.35897/studipesantren.v4i1.944

Kata Kunci:

Pesantren, Kitab Kuning

Abstrak

Pembelajaran di pesantren dapat diklasifikasikan ke dalam 4 (empat) jenjang. Di dalam setiap jenjang tersebut bidang kajian dan basis pembelajaran kitab kuning berbebda-beda. Pada pesantren tingkat dasar, bidang kajian difokuskan kepada tata cara membaca Al-Qur’an dan doa-doa keseharian serta bacaan dalam shalat. Pembelajaran pada jenjang ini diberikan dengan berbasis skill. Pada pesantren tingkat menengah I, pembelajaran difokuskan kepada kajian tata bahasa arab (nahwu dan sharraf). Sama dengan jenjang sebelumnya, pada fase ini pembelajaran dilaksanakan dengan berbasis skill. Pada pesantren tingkat menengah II, materi pembelajaran yang diberikan adalah kajian kitab kuning lintas bidang. Pembelajaran pada jenjang ini dilaksanakan dengan berbasis pemahaman isi (content). Pada pesantren tingkat tinggi para santri diberikan materi pelajaran yang lebih spesifik. Pembalajaran pada tingkat ini bersifat pendalaman dan berbasiskan konstruktivisme di mana para santri didorong untuk berfikir kritis dan dapat memahami kerangka konseptual epistemologis dari penulis kitab kuning.

Unduhan

Data unduhan belum tersedia.

Referensi

Azra, A. (1999). Pendidikan Islam: Tradisi dan Modernisasi Menuju Millenium Baru, (Jakarta: Logos, cet. I)

Bruinessen, M.V. (1990). "Kitab Kuning: Books in Arabic Script Used in the Pesantren Milieu". dalam: Bijdragen tot de Taal, LandenVolkenkunde, 146 (1990), 226-269

Bruinessen, M.V. (1994). “Pesantren and kitab kuning: Continuity and change in a tradition of religious learning”, dalam: Wolfgang Marschall (ed.), Texts from the islands: Oral and written traditions of Indonesia and the Malay world [Ethnologica Bernensia, 4], (Berne: The University of Berne Institute of Ethnology, 1994) hlm: 121-146.

Bruinessen, M.V. (1999). NU, Tradisi, Relasi-relasi Kuasa, Pencarian Wacana Baru, (Yogyakarta: LKiS)

Dahlan, A.A. (et.al.) (ed.). (1999). Ensiklopedi Hukum Islam III, (Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve),

Geertz, C. (1960) The Religion of Java, (Chicago & London: The University of Chicago Press)

Grabe, W. (2008). Reading in a Second Language: Moving from Theory to Practice, (Cambridge: Cambridge University Press)

Kholis, R.A.N. & Karom, L.A. (2022).“Penerjemahan Pegon dalam Kitab Kuning Pesantren”, Jurnal Penelitian Ilmiah INTAJ, 6(1), 2022, pp. 1–21.

Kholis, R.A.N., “Metode Klasikal dan Individual dalam Pembelajaran Ilmu Tashrif di Madrasah Diniyah Annahdliyah Karangploso Malang”, Jurnal Penelitian Ilmiah INTAJ, 6(2), pp. 180–195.

Sunanto, M. (2005). Sejarah Peradaban Islam Indonesia, (Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada)

Unduhan

Diterbitkan

2024-01-12

Cara Mengutip

Kholis, R. A. N., Mujiharto, & Karom, L. A. (2024). PEMBELAJARAN KITAB KUNING DI PESANTREN. Jurnal Studi Pesantren, 4(1), 72–83. https://doi.org/10.35897/studipesantren.v4i1.944